Rabu, 05 Februari 2014

Karya Tulis Ilmiah D-III Analis Kesehatan



PEMERIKSAAN TELUR CACING Soil Transmitted Helminths
SECARA KUANTITATIF PADA SISWA SD CERDAS
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU
TAHUN 2013


KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Diploma III Analis Kesehatan





Oleh :
NURVIA. Z
NIM : 10.115.083



AKADEMI ANALIS KESEHATAN
FAJAR PEKANBARU
2013 


 
ABSTRAK


Penyakit infeksi cacing atau disebut juga dengan penyakit cacingan (Helminthiasis) sangat berkaitan erat dengan masalah hygiene dan sanitasi lingkungan. Di Indonesia masih banyak penyakit cacingan yang penyebabnya adalah hygiene perorangan yang sebagian besar masih kurang baik. Kebanyakan penyakit cacingan ditularkan melalui tangan yang kotor. Selain itu juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi melalui tanah oleh telur cacing. Infeksi cacing dapat terjadi disemua golongan umur, namun insiden tertinggi terjadi pada usia dibawah 9 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif Kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui jenis dan intensitas infeksi cacing Soil Transmitted Helminths serta prevalensi infeksi oleh cacing Soil Transmitted Helminths pada siswa SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru Tahun 2013. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap 40 sampel feses siswa sekolah dasar ditemukan 4 orang siswa yang terinfeksi cacing Soil Transmitted Helminths, yaitu 3 orang terinfeksi Ascaris lumbricoides dan 1 orang terinfeksi cacing tambang dengan intensitas ringan. Infeksi oleh Ascaris lumbricoides mempunyai prevalensi 7.5%, diikuti dengan Cacing tambang 2.5% dan Trichuris trichiura 0%.


Daftar Pustaka            : 12 (1996-2006)
Kata Kunci      : Soil Transmitted Helminths, Hygiene, Sanitasi Lingkungan





BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Lebih dari 2 milyar penduduk di dunia saat ini terinfeksi cacing. Prevalensi tertinggi ditemukan terutama di Negara-negara non industri. Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 800 juta sampai 1 milyar penduduk terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 700-800 juta terinfeksi cacing tambang dan 500 juta terinfeksi cacing Trichuris trichiura. Prevalensi dan intensitas tertinggi didapatkan dikalangan anak usia sekolah dasar (Ginting, SA, 2003).
Faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap penyebaran penyakit adalah faktor lingkungan. Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang kondusif untuk terwujudnya keadaan sehat, yakni tersedianya sanitasi lingkungan yang memadai, seperti penyediaan sarana air bersih, pembuangan tinja atau jamban keluarga, SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) dan pembuangan sampah. Sanitasi lingkungan yang tidak baik dapat menyebabkan penyakit (Notoatmodjo, 2003).
Penyakit infeksi cacing atau disebut juga dengan penyakit cacingan (Helminthiasis) sangat berkaitan erat dengan masalah hygiene dan sanitasi lingkungan. Di Indonesia masih banyak penyakit cacingan yang penyebabnya adalah hygiene perorangan yang sebagian besar masih kurang baik. Kebanyakan penyakit cacingan ditularkan melalui tangan yang kotor (Hendrawan, 2000). Selain itu juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi melalui tanah oleh telur cacing (Entjang, 2003).
Manusia merupakan hospes defenitif beberapa Nematoda usus (cacing perut), yang dapat mengakibatkan masalah bagi kesehatan masyarakat. Diantara cacing perut ini terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminths). Diantara cacing tersebut yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trichiura). Jenis-jenis cacing ini banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia. Pada umumnya telur cacing bertahan pada tanah yang lembab, tumbuh menjadi telur yang infektif dan siap untuk masuk ke tubuh manusia yang merupakan hospes defenitifnya. Cacing ini (Soil Transmitted Helminths) dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia (Surat Keputusan Menteri Kesehatan No: 424/ MENKES/ SK/ VI, 2006).
Pada anak-anak sekolah dasar yang berusia dibawah 9 tahun, infeksi oleh cacing  Soil Transmitted Helminths dapat menimbulkan gangguan kegiatan belajar di sekolah yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar, infeksi ini juga dapat menimbulkan gangguan gizi berat karena jumlah cacing yang banyak          (Lynne S, 1996). Anak-anak berisiko tinggi terinfeksi cacing Soil Transmitted Helminths, karena anak-anak sering belanja makanan disembarang tempat dan pinggir-pinggir jalan, bermain tanah dan hidup disanitasi lingkungan yang buruk atau tidak sehat dan infeksi ini dapat bersifat ringan, sedang ataupun berat hal ini berhubungan dengan pengobatannya (Entjang, 2003).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pemeriksaan Telur Cacing Soil Transmitted Helminths Secara Kuantitatif Pada Siswa SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru 2013” untuk mengetahui intensitas infeksi apakah infeksi tersebut ringan, sedang atau berat.

1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan bahwa salah satu penyebab terjadinya infeksi cacing adalah hygiene dan sanitasi lingkungan. Untuk mengetahui apakah infeksi tersebut ringan, sedang atau berat maka dilakukan penelitian secara kuantitatif untuk menghitung jumlah telur cacing Soil Transmitted Helminths pada siswa SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru.

1.3         Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Jenis telur cacing Soil Transmitted Helminths pada siswa SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru.

1.3.2 Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui intensitas infeksi (ringan, sedang atau berat) yang disebabkan oleh cacing Soil Transmitted Helminths pada siswa SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru.
2.      Untuk mengetahui prevalensi infeksi cacing Soil Transmitted Helminths pada siswa SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru.

1.4         Manfaat Penelitian
1.4.1   Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya tulis ilmiah serta menambah pengetahuan tentang intensitas infeksi oleh cacing  Soil Transmitted Helminths pada anak-anak.
1.4.2   Bagi Akademik
1.    Sebagai masukan dan bahan bacaan untuk mengetahui intensitas infeksi cacing Soil Transmitted Helminths pada siswa siswa SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru.
2.    Dapat dijadikan bahan rujukan dalam pelaksanaan penelitian tentang infeksi penyakit cacingan  pada anak sekolah dasar.
3.    Sebagai bahan masukan dan menambah referensi bagi peneliti berikutnya sehingga peneliti berikutnya dapat lebih sempurna.
1.4.3   Bagi Masyarakat
Sebagai masukan dan gambaran agar masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan dan bisa lebih memperbaiki personal hygiene serta perbaikan sanitasi lingkungan yang baik agar tidak terinfeksi cacing.



Wisuda Mahasiswa/i Universitas Abdurrab dan Akademi Analis Kesehatan (AAK) Fajar "Angkatan VI" Pekanbaru





Wisuda/i SMK Abdurrab Jurusan Analis Kesehatan Pekanbaru (Angkatan 14)