PEMERIKSAAN
TELUR CACING Soil Transmitted Helminths
SECARA
KUANTITATIF PADA SISWA SD CERDAS
KECAMATAN
TAMPAN PEKANBARU
TAHUN
2013
KARYA
TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat
Guna Memperoleh Gelar Diploma III
Analis Kesehatan
Oleh
:
NURVIA.
Z
NIM
: 10.115.083
AKADEMI
ANALIS KESEHATAN
FAJAR
PEKANBARU
2013
ABSTRAK
Penyakit
infeksi cacing atau disebut juga dengan penyakit cacingan (Helminthiasis) sangat berkaitan erat dengan masalah hygiene dan sanitasi lingkungan. Di
Indonesia masih banyak penyakit cacingan yang penyebabnya adalah hygiene perorangan yang sebagian besar
masih kurang baik. Kebanyakan penyakit cacingan ditularkan melalui tangan yang
kotor. Selain itu juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi
melalui tanah oleh telur cacing. Infeksi cacing dapat terjadi disemua golongan
umur, namun insiden tertinggi terjadi pada usia dibawah 9 tahun. Penelitian ini
dilakukan dengan metode Deskriptif Kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
jenis dan intensitas infeksi cacing Soil
Transmitted Helminths serta prevalensi infeksi oleh cacing Soil Transmitted Helminths pada siswa SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru
Tahun 2013. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap 40 sampel feses
siswa sekolah dasar ditemukan 4 orang siswa yang terinfeksi cacing Soil Transmitted Helminths, yaitu 3 orang terinfeksi Ascaris lumbricoides dan 1 orang
terinfeksi cacing tambang dengan intensitas ringan. Infeksi oleh Ascaris
lumbricoides mempunyai prevalensi 7.5%, diikuti dengan Cacing tambang 2.5%
dan Trichuris trichiura 0%.
Daftar Pustaka
: 12 (1996-2006)
Kata Kunci
: Soil Transmitted Helminths, Hygiene, Sanitasi
Lingkungan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Lebih
dari 2 milyar penduduk di dunia saat ini terinfeksi cacing. Prevalensi tertinggi
ditemukan terutama di Negara-negara non industri. Menurut World
Health Organization (WHO) diperkirakan 800 juta sampai 1 milyar penduduk terinfeksi
cacing Ascaris lumbricoides, 700-800 juta
terinfeksi cacing tambang dan 500 juta terinfeksi cacing Trichuris trichiura. Prevalensi dan intensitas tertinggi didapatkan
dikalangan anak usia sekolah dasar (Ginting, SA, 2003).
Faktor yang paling
besar pengaruhnya terhadap penyebaran penyakit adalah faktor lingkungan. Lingkungan
yang sehat adalah lingkungan yang kondusif untuk terwujudnya keadaan sehat,
yakni tersedianya sanitasi lingkungan yang memadai, seperti penyediaan sarana
air bersih, pembuangan tinja atau jamban keluarga, SPAL (Saluran Pembuangan Air
Limbah) dan pembuangan sampah. Sanitasi lingkungan yang tidak baik dapat
menyebabkan penyakit (Notoatmodjo, 2003).
Penyakit
infeksi cacing atau disebut juga dengan penyakit cacingan (Helminthiasis) sangat berkaitan erat dengan masalah hygiene dan sanitasi lingkungan. Di
Indonesia masih banyak penyakit cacingan yang penyebabnya adalah hygiene perorangan yang sebagian besar
masih kurang baik. Kebanyakan penyakit cacingan ditularkan melalui tangan yang
kotor (Hendrawan, 2000). Selain itu juga dapat ditularkan melalui makanan yang
terkontaminasi melalui tanah oleh telur cacing (Entjang, 2003).
Manusia merupakan hospes defenitif beberapa Nematoda usus (cacing perut), yang dapat
mengakibatkan masalah bagi kesehatan masyarakat. Diantara cacing perut ini
terdapat sejumlah spesies yang
ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminths). Diantara
cacing tersebut yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trichiura). Jenis-jenis cacing
ini banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia. Pada umumnya telur
cacing bertahan pada tanah yang lembab, tumbuh menjadi telur yang infektif dan
siap untuk masuk ke tubuh manusia yang merupakan hospes defenitifnya.
Cacing ini (Soil Transmitted Helminths)
dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan
produktifitas penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian,
karena menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah,
sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia (Surat Keputusan Menteri Kesehatan
No: 424/ MENKES/ SK/ VI, 2006).
Pada
anak-anak sekolah dasar yang berusia dibawah 9 tahun, infeksi oleh cacing Soil
Transmitted Helminths dapat menimbulkan gangguan kegiatan belajar di sekolah
yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar, infeksi ini juga dapat
menimbulkan gangguan gizi berat karena jumlah cacing yang banyak (Lynne S, 1996). Anak-anak berisiko
tinggi terinfeksi cacing Soil Transmitted
Helminths, karena anak-anak sering belanja makanan disembarang tempat dan
pinggir-pinggir jalan, bermain tanah dan hidup disanitasi lingkungan yang buruk
atau tidak sehat dan infeksi ini dapat bersifat ringan, sedang ataupun berat
hal ini berhubungan dengan pengobatannya (Entjang, 2003).
Berdasarkan
latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pemeriksaan Telur Cacing Soil Transmitted Helminths Secara
Kuantitatif Pada Siswa SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru 2013” untuk
mengetahui intensitas infeksi apakah infeksi tersebut ringan, sedang atau berat.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka
dapat dirumuskan bahwa salah satu penyebab terjadinya infeksi
cacing adalah hygiene
dan sanitasi lingkungan. Untuk mengetahui apakah infeksi tersebut ringan,
sedang atau berat maka dilakukan penelitian secara kuantitatif untuk menghitung
jumlah telur cacing Soil
Transmitted Helminths pada siswa SD Cerdas Kecamatan
Tampan Pekanbaru.
1.3
Tujuan
Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Jenis telur cacing Soil Transmitted Helminths pada siswa SD
Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru.
1.3.2
Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui intensitas infeksi
(ringan, sedang atau berat) yang disebabkan oleh cacing Soil Transmitted Helminths pada siswa SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru.
2.
Untuk mengetahui prevalensi infeksi
cacing Soil Transmitted Helminths pada
siswa SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru.
1.4
Manfaat
Penelitian
1.4.1 Bagi penulis
Menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya tulis ilmiah serta menambah
pengetahuan tentang intensitas infeksi oleh cacing Soil
Transmitted Helminths pada anak-anak.
1.4.2 Bagi Akademik
1. Sebagai
masukan dan bahan bacaan untuk mengetahui intensitas infeksi cacing Soil Transmitted Helminths pada siswa siswa
SD Cerdas Kecamatan Tampan Pekanbaru.
2.
Dapat dijadikan bahan rujukan dalam
pelaksanaan penelitian tentang infeksi penyakit cacingan pada anak sekolah dasar.
3.
Sebagai bahan masukan dan menambah referensi
bagi peneliti berikutnya sehingga peneliti berikutnya dapat lebih sempurna.
1.4.3
Bagi
Masyarakat
Sebagai masukan dan gambaran agar
masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan dan bisa lebih memperbaiki personal hygiene serta perbaikan sanitasi lingkungan
yang baik agar tidak terinfeksi cacing.